Kamis, 13 Mei 2010

Dimanakah Orang Kristen Jaman Sekarang ?

Sekali lagi, hanya kar’na kasih karunia Tuhan saja saya diberi kesempatan untuk melihat hal- hal yang luar biasa dari karya Roh kudus beberapa hari yang lalu. Bukan sebuah “pesta” bahasa Roh ataupun kesembuhan Ilahi yang begitu nge-trend saat ini, tapi lebih merupakan realita sosial yang terjadi dan sungguh nyata ada diantara kita pada masa kini. Ya…saya hanya tergerak untuk menuliskan apa yang saya rasakan dan pikirkan pada waktu itu, dan saya meyakini bahwa Roh Kuduslah yang telah menggerakkan diri saya untuk menshare-kan semuanya ini.


Pundi – Pundi Paska

Semuanya berawal dari pundi – pundi Paska yang dikumpulkan oleh jemaat GKI Ngagel pada masa pra-Paska bulan yang lalu. Benar – benar tidak terduga, ada sekitar 40 juta dana yang telah terkumpul pada waktu itu. Dan semuanya memang akan digunakan untuk pembiayaan pendidikan bagi siswa – siswi yang kurang mampu secara ekonomi.

Seminggu setelah selesai dilakukannya perhitungan hasil pundi – pundi Paska, maka ketua panitia pada waktu itu telah membagi kami ke dalam kelompok – kelompok. Masing – masing kelompok mempunyai misi untuk menyalurkan dana yang telah terkumpul ke beberapa sekolah – sekolah, berdasarkan hasil survey komisi aksos. Saya harus membayarkan SPP dan tunggakan beberapa siswa dari sebuah SMK dan 2 sekolah TK di area ngagel.


SMK MAHARDIKA - BARATAJAYA

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, saya telah masuk ke dalam sebuah sekolah swasta dengan fasilitas yang kurang memadai dan tidak terawat menurut saya. Memang sih saya membandingkannya dengan gedung sekolah SMA saya terdahulu di Santa Maria yang cukup elite itu.

Di ruang guru yang saya tuju terdapat 4 orang guru yang relatif masih muda. Mereka cukup kaget dengan kehadiran saya. Apalagi saya (maaf) berkulit putih, dan rasanya jarang sekali ada siswa atau pegawai yang berkulit putih seperti saya di sana . Pertanyaan pertama yang saya terima adalah : “Ada perlu apa dek ? Mau yang ke SMA ato SMK ??”….” Nah lo….SMA ato SMK ya ? “ pikir saya dalam hati….” Bentar bu saya lihatkan dulu “ jawab saya dengan segera. Setelah mengetahui bahwa yang saya tuju adalah SMK maka saya segera menuju ke bagian kasir SMK di sana. Jujur saya sangat grogi. Saya membayangkan diri saya sebagai wali murid yang ingin membayar SPP anaknya.

Karena saya grogi dan bingung dengan apa yang mesti saya lakukan, maka saya langsung saja kasih rincian biaya dari lembaran yang diberikan oleh ketua panitia kepada saya. Dan ternyata dari ke-4 siswa yang harus saya bayarkan SPPnya, ada beberapa yang memiliki tunggakan yang cukup banyak. Ada yang 7 bulan hingga 3 bulan, dan semuanya itu belum bisa mereka lunasi karena tidak ada biaya lagi dari orang tua mereka.

Setelah keluar dari ruang kasir, sejenak saya berpikir kenapa orang Kristen bisa mengalami hal seperti ini ya? Padahal Tuhan kita kan hebat dan berkuasa, dan pasti sangat bisa bagi Dia untuk membuat semua tunggakan mereka itu lunas dalam sekejap. Tapi kenapa semuanya itu tidak terjadi ? … Dan akhirnya sayapun pergi meninggalkan sekolah tersebut dengan hati yang bertanya – tanya kepada Tuhan : “Tuhan Engkau ada di mana ?”


TK PERWARKA - KALIBOKOR

Waktu itu pkl. 11.00 siang setelah saya selesai keluar dari SMK Mahardika, kemudian saya merencanakan menuju ke sekolah selanjutnya, yaitu TK Perwarka. Berhubung Tk tersebut tidak dapat dihubungi, maka saya memutuskan untuk langsung saja menuju lokasi. Dengan keterbatasan pengetahuan jalan, maka saya harus mengitari area Pucang – Ngagel sebanyak 3 x. Hingga akhirnya saya mau tidak mau harus bertanya kepada satpam gereja dan beberapa rekan koster yang ada pada waktu itu. Ternyata TK tersebut berada di lokasi yang cukup dalam, masuk ke area perkampungan kalibokor. Benar – benar area yang sangat saya hindari selama ini, karena ketakutan akan masalah keamanan di sana.

Dengan kegelisahan hati yang ingin segera menyelesaikan tugas, maka saya memutuskan tetap masuk dalam perkampungan tersebut. Setelah sampai di sana saya cukup kaget melihat apa yang ada di sana. Yang tampak adalah balai RW dengan beberapa orang ibu – ibu berjilbab yang memakai seragam berwarna biru. “Mati kon !!” ujar saya dalam hati. “Tuhan ini saya ada di sini untuk aksos ato penginjilan sih? Kok banyak orang non Kristennya di sini ?” doa kilat pribadi yang terucap pada waktu itu.

Sempat ada keraguan untuk masuk dan ingin segera pulang. Tapi ternyata pada waktu itu saya melihat seorang Suster katolik yang sedang berbincang – bincang dengan beberapa rekan guru di sana. Dalam hati saya mengatakan : “Ah, masak kalah ama suster ini ? Saya kan juga orang Kristen. Kalo suster itu bisa, kenapa saya tidak ?”. Dan akhirnya saya memberanikan diri untuk masuk.

Bak artis korea yang masuk ke gedung pertunjukan melalui karpet merah, segera saya menjadi pusat perhatian disana. Kalo boleh punya imajinasi nakal, mungkin para guru disana berkata dalam hati mereka : “ Ngapain tuh si sinyo datang ke sini ? Nda salah tempat tah sinyo iki ? “ …Yah, dengan sedikit keberanian saya memasakan diri untuk masuk dengan memberi senyuman kepada setiap wajah yang melihat saya.

Setelah bertemu dengan Kepsek (Kepala Sekolah) TK tersebut saya malah dicurhati dengan pergumulan hidupnya. Sang Kepsek mulai membuka buku kas sekolahnya dan menunjukkan tunggakan – tunggakan dari para siswa yang ada disana. Sang Kepsek pun mengeluhkan mengenai gaji yang diperolehnya tiap bulan bersama beberapa rekan guru. Beliau hanya mendapatkan gaji Rp. 200.000,00 / bulan dan ada beberapa guru yang hanya mendapatkan gaji sekitar Rp. 50.000,00 / bulan. “ Gila book, sebesar uang pulsa saya tiap bulan ? Gimana mereka bisa hidup ya ?” pikir saya sejenak. “ Masih untung ko untuk beberapa bulan ini kami bisa gajian. Kebanyakan kami tidak bisa gajian karena masih banyak siswa yang nunggak SPP nya .” ujar sang Kepsek lagi kepada saya.

Melihat dan mendengar semuanya itu saya hanya bisa terdiam sebagai orang Kristen yang cukup aktif di gereja , namun tidak pernah ada karya bagi orang di luaran sana. Sungguh saya hanya bisa mendengarkan dan bergumul secara pribadi : “ Tuhan , saya harus bagaimana ? saya tidak punya uang banyak untuk bantu mereka. Bahkan keluarga saya sendiri cukup kekurangan.” Dengan pergumulan itu saya segera menyelesaikan tugas saya di sana dan segera pulang. Menyimpan segala perkara di dalam hati untuk dipikirkan seperti Maria ibu Yesus.


TK NAZARETH – PUCANG

Esok harinya saya memutuskan untuk terlambat masuk kantor beberapa menit karena harus menyelesaikan tugas pelayanan yang masih tersisa . Lokasinya tidak terlalu sulit untuk dicari karena berada tepat di depan pasar pucang.

Semula saya cukup yakin untuk masuk ke dalam TK tersebut , karena sudah sangat jelas terlihat aktivitas anak – anak kecil di sana. Namun entah kenapa semakin melangkah maju saya semakin ragu. Saya tak kunjung menemukan ruang guru ataupun ruang khusus untuk Kepsek atau administrasi. Yang ada hanya beberapa ruang kelas dan dapur di sana. Hanya terdapat 3 orang (maaf) pembantu yang sedang asyik ngobrol tanpa memperdulikan kehadiran saya. Karena dikejar oleh waktu maka sayapun memberanikan diri untuk bertanya kepada 3 orang pembantu tersebut. Dan segeralah saya diketemukan dengan sang Kepsek .

Saya kaget karena kami harus berbicara di ruang kelas tempat sang kepsek mengajar. Di kelas tersebut terdapat sekitar 12 orang siswa dari berbagai macam ras. Dengan penuh semangat Kepsek tersebut menjelaskan kepada saya kondisi yang ada. “ Haduh….Lagi – lagi saya ditunjukkan buku kas mereka dan diperhadapkan dengan tunggakan – tunggakan dari para siswa “ ujar saya dalam hati dengan agak kesal. Ada yang 2 tahun, ada yang 1 tahun menunggak. Dan beberapa diantara mereka orang tuanya sudah tidak biasa melunasi lagi.

“ Hm, kenapa ya banyak sekali siswa yang masih menunggak ? Kemana semua sih lembaga – lembaga bantuan pendidikan, orang – orang kristen bahkan gereja - gereja yang katanya banyak melakukan aksi sosial itu ? Kenapa masih banyak kasus – kasus tunggakan pendidikan seperti ini ? “ keluh saya sekali lagi sambil mencari kambing hitam. Saya hampir menyalahkan Tuhan yang seakan – akan tidak mau peduli dengan permasalahan seperti itu. Padahal bukan Tuhan yang salah , namun sesama manusianya yang tidak mau peduli sama sekali.


CARA HIDUP ORANG – ORANG PERCAYA

Melihat semua realita yang ada dalam perjalanan ke ketiga sekolah itu, maka saya jadi bertanya – tanya akan beberapa hal di dalam hati . “ Dimanakah orang Kristen jaman sekarang? Siapakah orang Kristen itu yang sebenarnya? Bagaimana mereka bisa diam begitu saja , melihat saudara seimannya dalam kesusahan dan penderitaan ? Orang Kristen macam apa yang begitu tega, mengatasnamakan gerejanya sendiri ketika memberi bantuan, dengan tujuan agar gerejanya didatangi oleh banyak jemaat, dan bukan Kristus yang dimuliakan atas pelayanan mereka ?”

Berpikir sejenak, merenungkan dalam hati pertanyaan – pertanyaan itu. Dan saya menjadi sadar bahwa pertanyaan – pertanyaan itu sebenarnya ditujukan Tuhan kepada saya. Saya menjadi sadar bahwa saya selama ini adalah orang Kristen yang hanya berani berkarya di kandang sendiri. Saya adalah seorang Kristen jaman sekarang yang sudah mulai kehilangan kepedulian kepada sesama saya di luaran sana. Ya, saya hanya jago kandang saja !

Saya sangat menyesalkan kalau ada beberapa gereja yang memberi bantuan kepada sesamanya hanya karena ingin menambah jumlah jemaat bagi gerejanya. Mereka yang mendapatkan bantuan di paksa untuk aktif dalam kegiatan gereja yang bersangkutan. Bagaimana bisa, rasa syukur atas kasih karunia Tuhan dijadikan sebagai sarana untuk “marketing” sebuah gereja ? Bukankah yang terpenting Tuhan Yesus-nya yang diberitakan , bukan gerejanya ? Gereja maupun umatnya hanya sebagai saluran berkatNya saja. Dan kita, manusia diciptakan bukan untuk mencari kemuliaan sendiri, namun lebih dikarenakan untuk memuliakan Tuhan.

Sejak saat itulah saya mulai belajar membiasakan diri untuk peka terhadap apa yang terjadi di luaran sana. Mungkin semuanya itu bisa dimulai dari keluarga, lingkungan gereja, hingga sesama yang ada di luaran sana. Dan ijinkan saya mengutip firman Tuhan dari Kisah Para Rasul 2 : 44 – 47 (BIS)

(44) Orang – orang percaya itu semuanya terus bersatu dan apa yang mereka punyai, mereka pakai bersama – sama. (45) Mereka menjual barang – barang dan harta milik mereka, lalu membagi – bagikan uangnya di antara mereka semuanya menurut keperluan masing – masing.(46) Setiap hari mereka terus berkumpul di Rumah Tuhan; serta makan bersama – sama dengan gembira dan rendah hati di rumah – rumah mereka (47) Mereka terus memuji – muji Allah dan disenangi oleh semua orang. Setiap hari jumlah mereka terus bertambah karena Tuhan memberikan kepada mereka orang – orang yang sedang diselamatkan.

Siapakah orang Kristen itu ? Ya, saya dan anda… Dan dimanakah kita sekarang berada sebagai orang Kristen , ketika melihat banyak saudara seiman kita yang masih dalam penderitaan dan kekurangan ? ...

akhir kata saya ingin berkata : "Terima kasih Tuhan atas pelajaran yang Kau berikan kepadaku pada waktu itu. Setidaknya engkau dapat memakai aku dan gerejaku lebih dulu untuk benar - benar menjadi saluran berkat bagi sesamaku yang berkekurangan :) " Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan (^^) GB all

Tidak ada komentar:

Posting Komentar