Kamis, 27 Mei 2010

(EKA) Eling Kereta Api


Ada yang pernah tau kepanjangan dari EKA, sebuah nama bus patas jurusan Surabaya – Jogjakarta - Magelang ? Saya baru tahu jawabannya dari seorang bapak pendamping, sebut saja “bapak”. Si Bapak begitu semangatnya menceritakan banyak hal yang diketahuinya kepada saya. Dan tanpa diminta untuk menjelaskan, tiba – tiba si Bapak bertanya kepada saya : “ Kamu tau nda kenapa bis ini namanya EKA? Saya dulu mengira kalo itu nama si pemilik, tapi ternyata bukan lo” Dalam hati saya berkata :” Ow..penting ya pak untuk saya tau? hehehe” . Si Bapak kembali menjelaskan : “EKA itu kepanjangannya Eling Kereta Api ( ingat kereta api). Karena dulu sempat ada kecelakaan antara bus dan kereta api. Dan bus itu milik si pemilik bus EKA ini. Hm..unik juga ya


(#_#") ---- Hampir 4 jam

Hal yang paling menyenangkan ketika saya memutuskan untuk naik bus berdua dengan si Bapak. Waktu itu terdapat mobil yang hanya berkapasitas 7 orang dengan jumlah peserta sekitar 9 orang. Alhasil saya dan si bapaklah yang harus mengalah untuk naik bus patas.

Saya sengaja memilih berdua dengan si bapak karena saya pingin menanyakan banyak hal tentang kebingungan saya mengenai panggilan Tuhan. Lebih tepatnya dalam sebuah proses konfirmasi dengan Sang empunya visi dan misi dalam hidup saya selama di dunia ini.

Berawal dari pertanyaan seputar pembinaan calon kader hingga akhirnya pertanyaan yang mendasar tentang keberagaman corak pelayan & HT di GKI Jatim.. Ya..saya diperkenalkan dengan 4 istilah yaitu : Fundamentalis – Evangelical – Eukominis – Liberalis (semoga tulisannya benar..hehehe…maklum orang awam yang baru belajar..heheh). Setiap pelayan maupun HT di GKI Jatim diharapkan memiliki corak yang seimbang antara evangelical dan eukominis. Hal ini untuk menghindari warna yang ekstrem dari golongan fundamentalis dan liberalis .

Mereka yang begitu menyukai kedisplinan / ketaatan hidup dalam pelayanannya, harus bisa menjadi pribadi yang dapat mengaplikasikan firman Tuhan dalam kehidupan jemaat sehari - hari. Sehingga firman Tuhan itu tidak hanya menjadi sebuah perintah yang begitu sulit untuk dijalankan. Seakan – akan Allah itu jauh, padahal Dia dekat dan diam di dalam hati kita.

Begitu juga dengan mereka yang lebih cakap dalam mengaplikasikan firman Tuhan dalam kehidupan jemaat. Mereka harus menyadari akan pentingnya menjaga hidup yang disiplin dan teratur. Keteraturan hidup dan ketaatan akan berdampak pada kesadaran bahwa adanya batasan - batasan tertentu yang menjadi misteri Allah, yang tidak mungkin dijangkau oleh pikiran manusia. Sehingga tidak bermunculan pandangan – pandangan yang mempertanyakan kemahakuasaan Tuhan.

Ya, seorang pelayan Tuhan yang “taat” harus mau belajar menjadi seorang pelayan Tuhan yang “kontekstual” dalam kehidupan jemaat masa kini, begitu juga sebaliknya. Dan semuanya itu kami bahas hampir 4 jam. Sehingga kami harus merelakan waktu tidur kami untuk pembicaraan tersebut. Si Bapak memberikan gambaran penting mengenai pelayan Tuhan yang mau di bentuk oleh Sang empunya kehidupan, tanpa membawa atribut almamater dari masing – masing sekolah. Karena masing – masing punya kelemahan dan kelebihan. Itulah keberagaman yang ada di antara kita.


(^ ^) V ---- Sehari Mengenal UKDW

Pertanyaan penting yang dipertanyakan oleh seorang rekan mahasiswa Teologi UKDW dalam sesi saling mengenal adalah : “Apa yang ada di pikiranmu ketika mendengar kata “Teologi” ?” Ada yang menjawab panggilan, belajar bahasa, tentang Allah, Alkitab, pengorbanan. Dst. Panggilan , itu adalah jawaban saya sebagai orang pertama yang mendapat kesempatan untuk menjawab. Ya, panggilan, itu yang terus saya gumulkan saat ini. Sehingga kata itulah yang terbersit ketika kami ditanya mengenai hal tersebut.

Di sana saya berjumpa dengan banyak orang dengan latar belakang gereja yang cukup beragam. Dan saya yakin mereka semua sudah cukup mantap untuk menentukan langkah hidup mereka beberapa waktu ke depan. Bahkan ada yang sudah diterima menjadi mahasiswa di sana.

Kami diajak untuk keliling kampus. Dan terlihat perbedaan yang cukup mencolok anatara pelajar – pelajar non Teologi dengan mereka yang kuliah Teologi. Ada semangat Kasih, dan beberapa diantara mereka memancarkan kasih Kristus melalui wajah ramah penuh senyuman. Kasih Kristus nampak dalam setiap karya pelayanan mahasiswa yang dipresentasikan ketika proses keliling kampus UKDW berlangsung.


(@_@) ---- Kontekstual

Dalam sesi terakhir kami diperkenalkan secara singkat mengenai bahasa Ibrani dan sebuah pembelajaran Teologi kontekstual. Kontekstual lebih merupakan situasi saat ini. Bagaimana caranya untuk mewujudnyatakan firman Allah dalam kondisi manusia / jemaat masa kini.

Hal yang tidak konteksual tercermin dalam sebuah contoh dosen pada waktu itu. Bagaimana bisa seorang Kristen Indonesia menyanyikan lagu White Christmas pada waktu natal ? Hingga saat ini tidak pernah adanya peristiwa hujan salju di Indonesia. Hal ini kontras dengan lirik dalam lagu tersebut yang seringkali dinyanyikan dengan penuh penghayatan oleh seorang jemaat kristen:” I’am dreaming on the White Christmas…..” bagaimana seseorang bisa memimpikan natal yang bersalju apabila tidak mengalaminya secara langsung. Hal tersebut sangat tidak kontekstual sekali.

Kontekstual bukan berarti fleksibel dan bisa kompromi dengan gaya hidup manusia yang sudah berdosa, tetapi lebih merupakan penyesuian dengan kondisi jemaat pada saat ini. Kontekstual dapat membantu seorang jemaat untuk bisa lebih mencintai aktivitas – aktivitas seperti Pemahaman Alkitab, Persekutuan Pemuda yang selama ini dipandang berat, terlalu idealis dan sulit untuk diaplikasikan. Tidak ada yang dapat membatasi transformasi firman Tuhan dalam hidup setiap orang percaya.


\ (^^) / ---- Pulang

Setelah sempat berkunjung ke rumah sepupu yang hendak menikah dalam waktu dekat ini, akhirnya saya harus kembali ke UKDW untuk pulang bersama rekan – rekan calon mahasiswa UKDW. Sekali lagi saya harus naik bus patas EKA bersama si Bapak.

Dari semua perjalanan ini saya menjadi bersyukur karena masih adanya keberagaman dalam Kristus yang ada diantara kami. Dan keharmonisan diantara keduanya itulah yang dapat membuat kasih Kristus dapat diwujudnyatakan secara sempurna dalam kehidupan jemaat masa kini. Semuanya itu ada karena Dia ingin memperlengkapi umatnya. Setidaknya saya bisa menemukan dengan cara bagaimana saya ingin dibentuk nantinya Thx God.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar